reading

Dont Find Me Again



Once upon a time, there lived an ordinary girl who have a big dream for her brightness future. She wanna be a good novelist. From child, she likes to write a story. But 16 years later something happened with her.
-Don’t find me again-
Her real life just began at Jeju Island in winters season.



12 November 2011
Aku masih terperanjat dalam kasur empuk didalam kamarku. Aku hanya bisa termenung melihat kondisiku yang sekarang.  Runtuhan salju yang jatuh dari langit membuatku ingin memijakkan kakiku diatasnya. Tapi, apa daya aku hanya bisa terdiam disini, merenungi nasib diriku yang sekarang ini.

Flashback

13 November 2010

“Hyun Sung, karya novelmu yang terbaru sudah berhasil kami terbitkan. Mungkin minggu depan novelmu itu akan kami lempar ke pasaran”
“Wah, benarkah ? Terima kasih banyak sa jang nim. Jeongmal kamsahamnida”
“Ne, kamu bisa kan menunggu sampai minggu depan ?”
“Tentu. Baiklah, kalau begitu sebaiknya aku pulang kerumah. Cuaca semakin dingin saja. Tulangku serasa mau patah menahan kedinginan ini. Annyeonghaseyo”
“Annyeonghaseyo. Hati hati di jalan !”
Aku pergi berlalu meninggalkan manajer itu. Dari luar kulihat sosok sang kekasih pujaan hatiku, Hoya yang sudah menantiku didalam mobilnya. Nampak senyum simpul dari bibirnya. Aku masih bisa melihat jelas walaupun remang remang tertutup kaca mobil yang redup itu.
“Kajja, aku sudah capek. Ingin segera merebahkan badanku di atas kasur yang empuk !”
“Hehehe, arasseo. Tapi sebaiknya kita makan dulu. Ada restoran mewah yang baru saja buka. Sepertinya makanannya enak”
“Benarkah ? Hmm tapi bisakah kita melakukan itu besok saja ? Badanku sudah terlampau sakit dan pegal”
“Hmm baiklah” Nampak wajah yang murung dari kekasihku itu.

21 November 2010
“Hyun sung, novelmu sudah kami lempar kepasaran. Dan hasilnya sungguh memuaskan. Dalam waktu 2 hari saja, 2000 novelmu sudah laku habis. Daebak !!”
“Jeongmalyo? Wahh jeongmal kamsahamnida. Ini juga berkat bantuan sa jang nim yang terus mensupportku”
“Hyun Sung-ah, chukahamnida.” Tiba-tiba suara itu datang tepat ditelinga sebelah kananku. Oh Bae ji rupanya.  Aku tau, dia ini saingan beratku. Tak seperti biasanya dia selalu menyindir dan menghinaku kali ini dia bersikap manis. Hm, biarlah. Aku hanya berpikir positif saja.
“Hehe, kamsahamnida”
“Bagaimana, kalau kita pergi ke suatu tempat. Restoran enak. Baru saja dibuka kemarin. Kamu mau ?”
Tiba-tiba aku teringat akan janjiku kepada Hoya kemarin. Dia juga mengajakku pergi ke restoran baru. Meskipun aku tak tahu pasti dimana letak restoran itu. Aku agak sedikit bingung, dengan siapa aku harus pergi hari ini. Baiklah, aku telepon Hoya saja.
“Yubuseyo. Chaggiya, neo, odiyo ?”
“…….”
“Bagaimana dengan janji kemarin ? Apakah kamu jadi mengajakku pergi ke restaurant itu ?”
“……”
“Ouh? Hmm baiklah. Aku akan pergi dengan Bae Ji  saja. Annyeong.”
“…..”
Tiit tiiit. Ku putuskan untuk pergi bersama Bae Ji saja. Kurang lebih 15 menit perjalanan kami tempuh menuju restoran itu menggunakan bis kota. Selama dalam bis, aku terdiam saja. Entah, sepertinya aku merasa tidak enak badan. Hmm, panda-pandailah aku menutupi itu semua dihadapan Bae Ji. Kami pun sampai direstoran itu.
Aku menuruni 3 buah tangga yang terdapat dipintu bis itu. Hmm, kami harus menyeberang jalan raya ini untuk sampai ke restoran itu. Karena letaknya berseberangan dengan kami. Aku masih termenung. Sejuknya salju yang turun ini membuatku merasa malas. Tak jarang angin yang berhembus mengacaukan rambutku. Aku melihat kea rah Bae Ji, dia sudah menyeberang. Tapi ….
“Bae Ji awassssss !!!”
“Dubrak !!!” Aku tak merasa apa-apa. Sepertinya badanku terhempas cukup kuat. Aku seperti berada di alam. Aku merasa sudah tak dapat bernapas lagi. Susah payah aku bernapas. Tuhan, apakah aku masih hidup ?

30 November 2010
Aku merasa seperti aku telah berada di surga. Surga Tuhan. Perlahan aku membuka mataku. Muncul kelibat bayangan Hoya dihadapanku. Perlahan lagi kuusahakan untuk membuka mataku sepenuhnya. Oh, aku masih hidup.
Tampak air mata mengalir deras dipipi Hoya. Aku turut merasakan apa yang dia rasakan. Hoya, maafkan aku. Ini sudah seminggu aku tidak bangun dari tidurku. Aku tidak bangun tapi aku masih sadar bahwa aku ini masih hidup. Yah, aku sedang koma.
“Tampaknya, kemungkinan kecil Hyun Sung akan sembuh. Kondisi badannya saat ini sangat lemah. Hanya mukjizat Tuhan yang bisa menyembuhkannya” samar-samar aku mendengar percakapan Hoya dengan Dokter. Yah sepertinya mereka.

14 Desember 2010
Ini sudah 3 minggu lebih aku belum siuman. Aku masih koma. Tuhan, jika engkau masih menginginkan aku merasakan indahnya dunia ini, turunkanlah aku kembali ke dunia ini. Ijinkanlah aku menjalani hari-hariku seperti hari kemarin. Jika engkau sayang padaku dan ingin mengambil aku kepelukanmu lagi, maka angkatlah aku kesurga. Biarlah. Aku merasakan sakit yang teramat dikakiku. Apa gerangan yang terjadi ? Aku tak dapat melihatnya, oh ya karena aku belum siuman.

20 Desember 2010
Aku sadar. Aku sudah bisa membuka kedua mataku. Aku masih bisa melihat langit dan awan yang mengapung diatas dari balik jendela yang sudah berdebu tebal. Tuhan, terima kasih, engkau masih mengijinkanku merasakan hidup. Terima kasih Tuhan. Tapi, aku tak melihat sosok Hoya disampingku. Dimana ia ? Kemana perginya ?

29 Desember 2010
Aku sudah dinyatakan boleh kembali pulang kerumah oleh dokter. Tapi, aku masih merenungi kakiku yang telah hilang satu. Aku cacat. Mengetahui ini rasa ingin berteriak sekencang-kencangnya pun ada. Tapi setelah kupikir ulang, tak ada gunanya. Tuhan masih sayang kepadaku. Buktinya, beliau masih mengijinkanku untuk tinggal di istana dunianya ini. Aku harus bersyukur.
Perlahan ku langkahkan satu kakiku, dan kemudian tanganku mecoba menggerakkan tongkat yang kugunakan untuk menahan badanku ini kedepan. Perlahan tapi  pasti. Kulihat kea rah sekeliling. Hoya tak ada menjemputku. Kemana dia ?

30 Desember 2010
Hm, aku khawatir dengan Hoya. Apa dia pergi meninggalkanku karena mengetahui kondisiku yang sekarang seperti ini ? Sungguh kejamnya dia, aku tak menyangka kalau dia benar-benar berbuat seperti itu.

31 Desember 2010
New Year ! Happy new year tanpa sosok Hoya disampingku sangat menusuk hatiku. Aku tak tahu harus berbuat apalagi. Dia hilang pergi entah kemana. Meskipun ini berat, aku jalani. Pukul 11.30 malam. 30 menit lagi akan menjelang tahun 2011. Meskipun aku sendiri dijalan ini, jalan dimana aku dan Hoya menghabiskan waktu bersama. Meskipun jika lagu kesukaan Hoya  sudah kuputar berulang kali di telingaku. Dia tidak akan datang.

27 Maret 2011
Don’t find me Again
Now I am trying to erase everything about you
I will just take the good memories we had
Even if I hold into you, I know you’re going to leave
So I will accept our separation like it’s nothing
I looked miserable, I was pathetic
Because I couldn’t do anything
Yes, I wont ever find you again
Even if I miss you, I always remember you, I will hold it in
Don’t ever look for me again, go away
Because I will meet someone else and be happy too
Because there isn’t a spot for you to comeback
Don’t ever find me again, don’t find me, because I wont ever find you too
Even if it’s so hard and I cry, I will hold it in
Though I’m still blankly spending my days crying
Though it’s awkward without you
Though I cant sleep with thoughts of you every night
I’m okay without you
It’s over anyway, because this is it for us


12 November 2011
Aku mengakhiri semua kenangan buruk itu. Sudah cukup kejadian itu tersimpan dimemori otakku. Aku tidak akan terpuruk dalam hal ini. Aku akan bangkit dan terus selalu menyalurkan naluriku untuk menulis. Aku harap aku bisa. Kuusap air mata yang tiba tiba membasahi pipiku ini. Aku harus bangkit. Aku pasti bisa !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar