reading

Spring Love [Eps 7]

Hembusan angin terasa membelai rambut Jie Gun yang lembut. Musim semi tiba. Daun-daun kini sudah menghiasi para pohon-pohon dipekarangan rumah  Jie Gun. Hari ini Jie Gun hanya bisa berdiam diri dirumah. Ia menunggu kedatangan sang kekasih, Myung Soo. Hari ini mereka berencana untuk Kencan. Sebenarnya mereka sendiri juga belum tahu akan pergi kemana. Tapi, yang pasti Jie Geun ingin rencana kencan mereka hari ini tidak boleh gagal. Kenapa ? Karena, besok adalah hari kelulusan murid sekolah. Jie Gun berpikir, pasti dia akan jarang bertemu Myung Soo, kebanding saat dia masih sekolah. Yeah, Jie Gun sangat ingin hari ini mereka menghabiskan hari-hari bersama. Pokoknya, hari ini ibarat hari spesial mereka berdua.
Ketukan pintu itu mengagetkan Jie Gun dari lamunannya. Ia segera bergegas menuju ruang tamu untuk melihat siapa yang datang. Oh, Myung Soo ternyata. Jie Gun segera membuka pintu. Dipandanginya wajah Myung Soo yang sangat gagah itu. Nampak aura yang cerah pada Myung Soo hari ini. Mungkin ini suatu pertanda yang baik. Yeahh.
Myung Soo : Annyeong :')
Jie Gun : Hihi, annyeong chaggiya . Ayo masuk
Myung Soo : Orang tua kamu kemana ?
Jie Gun : Uh, mereka sedang berlibur ke pantai. 
Myung Soo : Kenapa kamu gak ikut sama mereka ?
Jie Gun : Ahhh , mana mungkin aku membatalkan janji kencan kita hari ini. 
Myung Soo : (tertawa kecil dengan penuh kebahagiaan )
Jie Gun : Yahhh, ngapain senyum senyum ? Ayo kita berangkat. Kajja ! Let's Go !!
Iring-iringan bus semakin menambah ramai suasana kota. Jie Gun dan Myung Soo pergi berkencan dengan menaiki bus. Saat diperjalanan, muncul ide Myung Soo untuk pergi ke taman kota. Disana pasti banyak orang yang menghabiskan liburan musim semi seperti sekarang ini. Selama perjalanan, Jie Gun dan Myung Soo asyik dengan lagu OST Playfull Kiss dari Ipod Jie Gun. Entah apa judulnya. Mereka hanya asyik mendengar lagu itu. 
Setibanya di taman kota, Myung Soo segera menarik tangan Jie Gun, pertanda Myung Soo sudah tak sabar ingin melihat-lihat dan bermain di taman kota itu. Ada berbagai jajanan khas pinggiran jalan yang tersedia. Ada juga Photobox. Jie Gun dan Myung Soo tak ingin melewatkan hari bersama mereka tanpa mengambil satu poto sebagai kenangan. Jie Gun pun tak lepas dari tingkah kekonyolan Myung Soo. Seperti meledek Jie Gun dengan menaruh ice cream dihidung Jie Gun. Menggendong Jie Gun tanpa permisi dahulu ke Jie Gun, menyanyikan sebuah lagu untuk Jie Gun, bahkan dengan beraninya Myung Soo mengajak Jie Gun untuk bermain menunggang kuda mainan yang ukurannya untuk anak-anak balita,  dan masih banyak lagi kekonyolan Myung Soo. Namun, bagi Jie Gun Myung Soo sama sekali tidak konyol. Ia sangat romantis !!Tak lupa Jie Gun dan Myung Soo membeli sepasang baju couple. Tampak sangat Manis !! 
Jie Gun memperhatikan jam tangannya. Ya ampun !! Sudah pukul 9 malam. Jie Gun lupa waktu ! Ia takut jika nanti setibanya dirumah, dia akan dimarahi orang tuanya. Tapi, ia masih ingin bersama Myung Soo lebih lama lagi. Dia tidak peduli dengan orang tuanya. Dia ingin terus berada didekat Myung Soo. Jie Gun sedih, rasanya ia ingin teriak sekencang-kencangnya dan menangis sederas-derasnya dipelukan Myung Soo. Entah ada apa dengan Jie Gun, kenapa dia sedih ? Padahal hari ini adalah hari spesialnya dengan Myung Soo. 
Myung Soo melihat wajah sedih dari kekasihnya. Dia bingung sendiri, ada apa dengan Jie Gun ? Myung Soo berfikir, "apakah aku berbuat salah pada Jie Gun ? Ahh tidak, sedari tadi Jie Gun nampak bahagia saja denganku. Tapi kenapa sekarang Jie Gun malah murung seperti ini ? Ohh mungkin Jie Gun merasa tidak enak badan. Aku harus segera membawanya pulang". Timbul banyak pertanyaan dibenak Myung Soo. Apa yang harus ia lakukan ? Membawanya pulang ? Ahh tapi Myung Soo masih ingin bersama dengan Jie Gun lebih lama lagi. Apa daya, Myung Soo tidak boleh egois. Dia harus tetap memikirkan perasaan kekasihnya juga.
Myung Soo :Jie Gun-ah, kamu kenapa ? Sakit ? 
Jie Gun : Anieyo. Na gwaenchanayo. Mungkin aku agak kurang enak badan karena tadi terlalu banyak makan ice cream.
Myung Soo : Ahh Jie Gun-ah, mianhe. Aku terlalu banyak membelikanmu ice cream. Ayo kita pergi ke apotik untuk mencari obat buatmu. Kajja.
Jie Gun : Tidak perlu. Aku baik-baik saja. Keokchongmara (Don't worry). 
Myung Soo : Apakah kamu ingin pulang ?
Jie Gun : Uhh ? Tidak, tidak. Nanti saja. Myung Soo, ayo kita makan dulu. Aku lapar.
Myung Soo : Shinja ? Kamu tidak apa-apa ? Baiklah, let's go !! Aku juga sudah lapar 
Pukul 11.00 malam. Nampak wajah yang letih pada Jie Gun. Myung Soo iba. Dia segera mengajak Jie Gun pulang. Dia tidak tega melihat Jie Gun terlalu letih nantinya. Padahal besok ada hari pesta kelulusan sekolah mereka. Jie Gun harus banyak istirahat supaya besok bisa menghadiri pesta kelulusan. Myung Soo mengajak Jie Gun pulang. Karena lelah mungkin, Jie Gun pun mengiyakan saja. Karena iba, Myung Soo pun berinisiatif untuk menggendong Jie Gun. Lagipula, jarak menuju rumah Jie Gun tak begitu jauh baginya. Dengan sigap Myung Soo langsung berdiri dihadapan Jie Gun. Eh, Jie Gun sedikit kaget. Kemudian, Myung Soo menawarkan ojek tumpangan gendong gratis pada Jie Gun. Semula, Jie Gun tak mau merepotkan Myung Soo. Tapi Myung Soo memaksa. Alhasil, jadilah Jie Gun tepat berada diatas punggung Myung Soo a.k.a digendong.
Remang-remang lampu jalanan menghiasi sudut kota. Jie Gun mulai tertidur lelap di punggung kekasihnya. Namun, tiba-tiba keluar darah segar dari hidung Jie Gun. Jie Gun tersadar dan langsung mengelap darah yang ada dihidungnya itu. Namun, entah apa yang harus diperbuat Jie Gun, darah segar yang keluar dari hidungnya juga mengenai baju Myung Soo bagian pundak. Bingung, galau, resah. Mungkin itu yang bisa menggambarkan perasaan Jie Gun saat ini. Tapi dia berusaha tetap tenang. Dia mencoba mengusap darah yang ada dibaju Myung Soo menggunakan shawl yang ia pakai dilehernya. Namun, tetap saja darahnya tak hilang. Okay, Jie Gun mengulang hal yang sama. Hasilnya nihil. Darah itu tetap menempel di baju Myung Soo. 
Mungkin, Myung Soo sadar bahwa Jie Gun sedang melakukan sesuatu pada pundaknya. Entah apa, Myung Soo tidak tahu. Myung Soo pun menanyakan hal itu pada Jie Gun.
Myung Soo : Jie Gun-ah, kamu sedang apa ? Ada yang salah dengan pundakku ?
Jie Gun : A-a-ani. Tadi ada binatang kecil yang hinggap. Aku takut. Jadi aku segera mengusirnya dari pundakmu.
Myung Soo : Oh, haha. Aku kira terjadi sesuatu.
Jie Gun : Anieyo . Mhh, Myung Soo, saranghaeyo 
Myung Soo : Ahh, Jie Gun-ah. Ada apa ini ? Aku sudah tau kamu mencintaiku.
Jie Gun : Wae ? Salah yah aku bicara seperti itu padamu.
Myung Soo : Ashh... Nado saranghae Jie Gun 
Jie Gun : Myung Soo, bagaimana jika besok aku meninggalkanmu dan tak akan kembali ?
Myung Soo : Yahhh, jangan bicara yang aneh-aneh. Hahh sepertinya aku harus lebih mempercepat langkahku. Kamu sudah terlalu lelah. Jadi menyebabkan kamu bicara yang aneh-aneh.
Jie Gun : Yahhh, dengarkan aku ! Aku masih sehat. Jawab pertanyaanku yang tadi.
Myung Soo : Pertanyaan yang mana ? Aku tidak paham maksudmu.
Jie Gun : Bagaimana jika besok aku meninggalkanmu dan tak akan pernah kembali ? Apa yang akan kamu lakukan ?
Myung Soo : Jie Gun-ah. Kamu tidak mungkin meninggalkanmu. Nah lihat, kita sudah sampai. Cepat masuk ke rumahmu.
Jie Gun : Myung Soo !! Saranghaeyo, hanya satu pintaku. Untukmu dan untukku, jangan pernah tinggalkan aku. Aku tak mau sendiri. Aku sudah cukup terlalu jatuh dalam pelukanmu. Kamu benar, aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Begitupun denganmu kan ? Iya kan ? (tanpa sadar, Jie Gun meneteskan air matanya)
Myung Soo : Jie Gun-ah, (memegang lengan atas Jie Gun dan menatap Jie Gun dengan tajam)
Jie Gun : Myung Soo, berjanjilah. Kamu tidak akan meninggalkanu kan ? Kamu setia kan ?
Myung Soo : Jie Gun-ah, apa aku terlihat kurang mencintaimu ? Aku berjanji tidak akan pernah meninggalkanmu. Percayalah !
Jie Gun : (memeluk Myung Soo dengan erat)
Myung Soo : (membelai rambut Jie Gun dengan lembut)
Jie Gun : (setelah merasa cukup puas, dia melepaskan pelukannya) . Myung Soo, aku rasa aku harus segera masuk. Ini sudah larut malam. Sampai jumpa besok di sekolah. 
Myung Soo : Umh, cepatlah masuk. Kamu harus banyak istirahat, okay ? Sampai jumpa besok. Saranghaeyo (mencium kening Jie Gun)
Jie Gun : Umh, saranghaeyo. Annyeong chaggiya (sambil mengusap air mata yang telah ia keluarkan)
Lanjutin besok, kalo gak entar malam deh. Hee :3 Annyeong :*

1 komentar: